Bertanam secara Aeroponik dan cara membuatnya
Bagi kalangan kaum urban perkotaan, pasti semakin sulit mendapatkan lahan yang luas untuk bercocok tanam. dengan kondisi tersebut, berkembanglah berbagai metode bertanam dengan memanfaatkan lahan sempit. Salah satu teknik bertanam modern adalah aeroponik.
Teknik bertanam secara aeroponik ini menggunakan air pupuk yang di semportkan melalui nozzle yang membentuk butiran lembut yang hampir menyerupai kabut. Hasil dari semprotan ini akan membasahi bagian akar pada tanaman. Sisa air pupuk yang disemprotkan ini akan pastinya ada yang tidak terserap oleh akar, sehinggan akan masuk ke bak penampungan air, Nah air ini kemudian akan di semprotkan kembali. Posisi akar di kondisikan menggantung agar bisa menyerap air pupuk.
Sistem Aeroponik ini memiliki suatu pompa yang akan otomatis menyemprotkan kembali air pupuk dalam rentang waktu yang telah ditentukan. Biasanya menggunakan timer. Kegunaan dari pompa ini adalah sebagai pengalir air pupuk menuju nozzle dan kemudian akan diubah menjadi butiran-butiran air halus.
Sistem Aeroponik ini memiliki suatu pompa yang akan otomatis menyemprotkan kembali air pupuk dalam rentang waktu yang telah ditentukan. Biasanya menggunakan timer. Kegunaan dari pompa ini adalah sebagai pengalir air pupuk menuju nozzle dan kemudian akan diubah menjadi butiran-butiran air halus.
Manfaat bertanam dengan sistem aeroponik
- Menjadikan tanaman mudah untuk menyerap pupuk. hal ini dikarenakan air pupuk menjadi sangat halus menyerupai kabut
- Tanaman akan lebih terjamin pasokan pupuk dan oksigen nya
Kelemahan sistem Aeroponik
- Bertanam dengan sistem ini sangat bergantung pada listrik. Jika pasokan listrik terhenti akan mengakibatkan kematian pada tanaman
- Biasanya sering terjadi masalah pada nozzle. Penyebabnya adalah butiran pupuk yang tidak tercampur dengan baik, sehingga menyebabkan nozzle menjadi macet.
0 comments:
Posting Komentar